Masih di hari yang sama…
—
Akademi Keluarga Sesi 14 : Baca Tulis Hitung
Oleh : Ustadzah Nurliani Rahma Dewi
Adab adalah 2/3 dari ilmu itu sendiri. Jadi dalam belajar, adab harus diterapkan. Sebelum belajar, dilakukan pengkondisian supaya adab belajar tetap bisa terjaga. Baca tulis di Kuttab adalah aplikasi iman dengan pedoman Alquran. Urutannya dimulai dari juz 30 tentang alam, manusia, kisah, dan tadabur.
Calistung haruslah berangkat dari satu tujuan besar. Allah memerintahkan supaya kita membaca, menulis, dan berilmu. Tujuan besar itu ada di surat Al Alaq. Ayat pertama untuk Rasulullah adalah Iqra, bacalah. Membaca adalah perintah pertama Allah. Apakah ada yang lebih jelas daripada itu? Jadi benahi niat kita, ajarakan anak membaca untuk menaati perintah Allah, supaya Allah ridho, bukan hanya mengikuti kurikulum semata. Menghapal dan memahami arti harus sepaket, tidak boleh dipisahkan.
Membaca harus diartikan secara utuh, yaitu membaca kitab Alquran, membaca hukum alam, dan membaca norma-norma. Pelajaran membaca harus mengukuhkan iman kepada Allah dengan pedoman Alquran. Iqro adalah keseimbangan dalam ilmu. Artinya apa yang kita baca, harus kita aplikasikan dan diwujudkan dalam amal. Maka, jagalah apa yang kita baca. Begitu pun, apa yang kita tulis, apa pun itu harus kita pertangungjawabkan. Periksa lagi, benarkah apa yang kita baca/ tulis.
Kedua, tentang menghitung. Islam juga adalah agama yang mengharuskan umatnya supaya pintar berhitung. Sangat miris, di lingkungan kita pasti banyak sekali anak-anak yang pintar matematika, namun jarang sekali kita menemukan seseorang yang ahli menghitung waris. Padahal dasar mengitung waris, sudah jelas besarannya dalam Alquran. Jangan sampai ilmu yang ada dibuat untuk melakukan hal maksiat.
Di Kuttab, menghitung adalah ilmu pilihan. Diajarkan tersendiri, namun diintegrasikan pada ilmu lain. Tentu saja didasarkan pada Alquran. Contohnya, kisah di surat Ad Dhuha, tentang Asbabun Nuzul. Dari situ, bisa diajarkan tentang durasi kegiatan lama/ sebentar, bilangan belasan dan kelipatannya. Contoh integrasi, misalnya dengan IPS, saat belajar angka 3, tugasnya adalah bersilaturahmi dengan 3 tetangga.
Mengajarkan ilmu juga harus berkesinambungan supaya ilmu melekat. Jika merunut dari shiroh, perintah membaca jauh lebih dahulu daripada perintah sholat. Sholat saja diajarkan saat 7 tahun, berarti bukan masalah jika calistung diajarkan sebelum 7 tahun.
Sebagai orangtua boleh punya target, tapi jiika anak belum mampu, jangan kecewa berlebih. Sabar dalam proses, hati-hati pada niat. Sudah berusaha, sudah konsisten, ikhlaskan pada Allah. Berusaha saja, serahkan pada Allah. Allah yang menciptakan, dengan izin Allah pula, anak akan diberi pemahaman.
Iman sebelum Alquran, mempelajari Alquran untuk menambah keimanan. Jadi jadikan membaca, menulis, dan berhitung sebagai salah satu cara kita mendidik anak supaya menaati perintah Allah, supaya lebih dalam imannya karena pengetahuan calistungnya nanti.
Insya Allah, Allah akan mudahkan 🙂
—
Waktu pemaparan ini, mataku sampai berkaca-kaca. Wooooow, saat iman seseorang sudah tinggi, bahkan calistung aja jadi bermakna begitu besar. Ayo niat ulang, ngajarin anak calistung adalah salah satu cara kita supaya Allah ridho karena itu adalah perintah Allah. Iqro’ 😀
—
Abis sekolah, karena malemnya masih aja sibuk ngurusin album Kirana #2 dan ngebut bikin PR ini, pergi sekolah pas belum beres-beres sama sekali. Dan telat beberapa menit 🙁 Suami sama anak juga gak disiapin bekal, Jadi mereka harus cari sendiri. Maaf yaaa pak suamii :* Makasiih jagain anak-anak 🙂
Pulang dari sekolah, mampir bentar ke rumah Chaca. Main sekalian nganterin pesenan gamis sama kerudung ibu ini 😛 Sebenernya pengen lama, tapi inget cucian yang segunung dan rumah yang berantakan bangeeeet, ditambah tempat parkir biasa udah dipalang jadi harus parkir di depan RM Padang, jadi cuma bentar ke sana 😛 Maaf ya Chaaa 😛