Categories
Renovasi Sana Sini

Home : Dapur

Curcol dulu dikit yaaa? G kerasa udah setahun nyicil, fix 1 tahun. Dan ini masuk bulan ke-13. Pingsan liat kenaikan cicilan per bulan. Dari 10% jadi 13% *siap-siap puasa. Haha, Mari kencangkan ikat pinggang πŸ˜› Jadi untuk menghibur diri, mau cerita tentangΒ  rumah aja sekarang. Bukan buat pamer, hihi, wong rumahnya mungil semungil-mungilnya kook. Buat kenangan nanti πŸ™‚

Jadiii, selain berkardus-kardus barang yang udah mulai dicicil dibongkar kalo ibuku dateng, g banyak berubah sejak pindah ini. Sekarang rumah ini sudah berpagar. Yaah, alasan keamanan dan kenyamanan. Nanti posting khusus tentang tampilan rumah terbaru dari depan yaaa? Sekarang posting tentang my favourite corner in our little kingdom πŸ™‚

Β 

Bagian belakang yang dulunya ini,

Β 

Setelah keinginan awalku yang pengen tetep bisa liat matahari dari halaman belakang harus bertabrakan sama kenyataan bahwa tanahnya emang cuma seumprit, dan dapur emang jauh lebih penting. Mandor dan arsiteknya ayahku (ambisi tak tersampaikan ini tampaknya :P). Bawa tukang 2 dari Palembang, sama 1 asisten yaitu Maskuw. Eksekusinya jadi cantik. Jadi setelah melalui proses ini,

Sekarang sudah berubah jadi gini

Hehe, idenya dateng aja tiba-tiba pas jalan di Depo Bangunan sama penyandang dana pinjaman, Ayah Ibu yang waktu itu masih di Jakarta. Entahlah kenapa, sejak pindah rumah ini jadi keoren-orenan πŸ˜› Rumah kecil harus dibikin seseger mungkin kan ya? Ini lemari-lemarinya dari tripleks sajah. Aku cuma bilang sama ayahku, pengen punya lemari kaca yang tinggi buat naruh barang. Semuanya ayah yang desain, maskuw bantu eksekusi. Haha, belajar jadi tukang kayu ya maas? πŸ˜€ Jadinya cantik kala kataku. Nah, lemari kaca itu di bawahnya buat nyimpen beras sama sepatu! πŸ˜› Truus, itu emang pintunya belum sempet dicat putih πŸ˜› Tinggal bikin lemari-lemari di atas ituuu. Nantilah ngumpulin uang dulu. Oia, g pernah kepikiran punya kompor tanem, tapi karena dapurnya minimalis, menurut ayahku, akan lebih bagus kalo kompornya kompor tanem. Aku keukeuh g mau karena uangnya pas-pasan. Eh, ternyata dibeliin buat kado ulang tahun ke-24 kemarin πŸ˜€ Makasiiiiy ayaah ibuu πŸ˜€

Β 

Yang paling penting, aku masih bisa liat matahariii, masih bisa liat titik hujan, dan g pengap seperti yang aku takutkan πŸ˜€ Horeeeee!

Β 

I do love my kitchen!Oopsz, tapi harus sering masak jadinya yaaah? Hahaha *lirik masku πŸ˜› Hmmm, nanti mungkin akan posting tentang masakan apa yang pernah dihasilkan di sini. Yang sederhana juga gpp, kan blognya sendiri ini. Hahaha πŸ˜›

Β 

Makasiiiy semuaaanyaaaaa untuk dapur cantik ini πŸ™‚

2 replies on “Home : Dapur”

Dapurnya keren!

kalo kata suamiku “udah dibikinin dapur cantik, yang keluar dari sini gak boleh sekedar telor ceplok dan tempe goreng yah”

ancaman!

hahahaha

Aku jugaaa! Jangan percuma dibikinin dapur, kalo gak masak πŸ˜›

Keramiknya sama kan ya mbaak sama dapurmu? πŸ˜€

Leave a Reply to De Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.